Ana Mardiyaningsih OPTIMALISASI PERAN KADER POSBINDU DALAM P4GN DAN PTM MELALUI PEMBENTUKAN KADER “ANTINARSIS” (ANTI NARKOBA, HIPERTENSI, DAN KENCING MANIS)

  • Ana Mardiyaningsih Prodi D3 Farmasi, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia
  • Nur Ismiyati Prodi D3 Farmasi, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia
  • Tri Lestari Prodi D3 Farmasi, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia

Abstract

Kondisi darurat narkoba di Indonesia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) adalah dua macam ancaman serius dalam pembangunan kesehatan. Penetapan wilayah Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta sebagai daerah rawan narkoba menuntut kesiagaan dari semua pihak termasuk warga masyarakat. Padukuhan Gowok yang masuk dalam wilayah kecamatan Depok, juga memiliki permasalahan kesehatan yang mengarah pada kasus peningkatan jumlah penderita hipertensi dan diabetes mellitus. Posbindu adalah bukti upaya pemerintah untuk melakukan pengendalian penyakit tidak menular berbasis masyarakat, sehingga kader-kadernya memainkan peran strategis dalam pembangunan kesehatan. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran kader Posbindu dalam Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) serta monitoring hipertensi dan diabetes mellitus berbasis pharmaceutical care melalui pembentukan Kader Antinarsis (antinarkoba, hipertensi, dan kencing manis).

 

Permasalahan mitra yang akan diselesaikan yang pertama adalah keberadaan padukuhan Gowok dalam wilayah rawan narkoba, sehingga perlu tindakan pencegahan  dengan melibatkan kader Posbindu dalam P4GN dan pembentukan satuan tugas antinarkoba.  Permasalahan kedua adalah tingginya kasus keparahan dan kematian akibat hipertensi dan DM, yang diatasi dengan pelatihan kader dalam monitoring penyakit berbasis pharmaceutical care.  Permasalahan ketiga adalah masih rendahnya pengetahuan kader Posbindu tentang penyakit serta kurangnya skill dasar pemeriksaan darah, yang akan diatasi dengan pelatihan tentang pemeriksaan tekanan dan kadar gula darah. Target pelatihan ini adalah pengetahuan kader yang diukur dari penilaian postes. Permasalahan keempat  adalah belum terasakannya manfaat Posbindu bagi seluruh warga Gowok, yang akan diatasi dengan pembentukan Kader Posbindu Bapak dan Kader Posbindu Remaja. Evaluasi keberlanjutan program adalah terlaksananya layanan posbindu oleh kader antinarsis melalui observasi pelaksanaan layanan setiap bulan.

Keywords: Diabetes mellitus, Hipertensi, Kader Posbindu, Narkoba
Published
2019-08-01
Section
Articles