http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/psikohumanika/issue/feed Jurnal Psikohumanika 2024-09-05T02:49:17+00:00 Muhammad Taufik Hermansyah, S.Psi, M.A jurnalpsikohumanika@gmail.com Open Journal Systems <p style="text-align: justify;">Journal of Psychohumanika (Journal of Scientific Psychology) is a scientific publication media published by the Faculty of Psychology, Setia Budi University, Surakarta. This journal is published and intended for the academics of the Faculty of Psychology, Setia Budi University, Surakarta, as well as other experts interested in psychology. The articles published are the result of field research or in the laboratory, scientific studies and book reviews that have never been published in other media</p> <p>&nbsp;</p> http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/psikohumanika/article/view/2373 DUKUNGAN SOSIAL, STRES KERJA DAN KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA SEBAGAI PREDIKTOR KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PENGEMUDI OJEK DARING 2024-09-05T02:48:57+00:00 Aris Purwanto aris.purwanto.alghozali@gmail.com Sri Lestari sri.lestari@ums.ac.id <p>Flexible work schedules force driving partners to accept unnatural revenue levels and working conditions, which negatively impacts the welfare of online motorcycle taxi drivers. In order to objectively demonstrate how social support, work stress, and work-life balance affect the psychological health of online motorcycle taxi drivers, research was performed. This study uses quantitative methods with data from 244 Surakarta City motorbike taxi drivers who were randomly selected for the study. Scale is used in the data collection methods for this research. After removing the outlier from the gathered data, SPSS 16.0 is used to run a multiple linear regression analysis. The findings indicated that work-life balance, societal support, and workplace stress all have an impact on the psychological health of online motorcycle.</p> 2024-09-05T02:29:40+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/psikohumanika/article/view/2331 IDENTIFIKASI PROPERTI PSIKOMETRIK SKALA KONSTRUAL DIRI UNTUK MAHASISWA INTERNASIONAL DI INDONESIA 2024-07-04T07:27:30+00:00 Nugraha Arif Karyanta optimissaja@gmail.com Suryanto Suryanto suryanto@psikologi.unair.ac.id Andik Matulessy andikmatulessy@untag-sby.ac.id <p>Konstrual diri merupakan kondisi dimana seseorang melihat diri mereka sebagai identitas yang terpisah atau sebagai identitas yang lebih terhubung dengan orang lain. Usaha mengetahui validitas dan reliabilitas skala konstrual diri untuk mahasiswa internasional di Indonesia penting untuk dilakukan mengingat konstrual diri sangat berpengaruh terhadap berbagai variabel psikologis pada mahasiswa internasional. Salah satu alat ukur konstrual diri yang paling sering digunakan di berbagai negara adalah Self-Construal Scale (SCS) oleh Theodore M. Singelis (1994). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui properti psikometri dari SCS pada mahasiswa internasional di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dari 100 data yang dikumpulkan, ditemukan hasil bahwa SCS yang telah dimodifikasi memenuhi validitas konten, validitas konstruk, dan reliabilitas. SCS yang telah dimodifikasi memenuhi empat kriteria Goodness of Fit dengan nilai RMSEA = 0.075, SRMR = 0.074, serta NFI = 0.90 dan CFI = 0.95. Kemudian reliabilitas SCS dilihat dari nilai AVE yakni 0.63 untuk konstrual diri independen dan 0.53 untuk konstrual diri interdependen. Seluruhnya, nilai CR mencapai 0.96 untuk konstrual diri independen dan 0.93 untuk konstrual diri interdependen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SCS valid dan reliabel untuk mengukur konstrual diri pada mahasiswa internasional di Indonesia.</p> 2024-07-01T03:59:10+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/psikohumanika/article/view/2292 ANALISIS PERILAKU EFIKASI KOLEKTIF PADA MASYARAKAT KAMPUNG DESAIN 2024-07-08T07:27:58+00:00 Patria Jati Kusuma patria@umpwr.ac.id Susatyo Yuwono susatyo.yuwono@ums.ac.id Violytha Heleconia hviolythaa@gmail.com <p><em>The way to overcome crime, and increase the economic productivity of the community is to empower the potential that is owned by the community itself. This potential is developed together so that it creates confidence to be able to move forward and develop together which is called collective efficacy. The purpose of this study is to analyze and explore in depth about collective efficacy behavior. The specific target in this study is the collective efficacy behavior carried out by the Kaliabu Village community which is able to increase their economic productivity. The research method used is qualitative with a case study approach. The data collection method used in this study was interviewing seven informants with the main job criteria as logo designers, as pioneers of the collective efficacy process and as figures who could drive the collective efficacy process to increase the productivity of the people of Kaliabu Village. The results of this research are the first to state that the factors that influence collective efficacy are environmental factors and economic factors. Second, the forms and benefits of collective efficacy are obtained.</em></p> <p>Keywords: Efikasi kolektif<em>, Graphic / Logo Design, Design Village</em></p> 2024-07-01T03:50:22+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/psikohumanika/article/view/2254 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN BURNOUT PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DI YOGYAKARTA 2024-07-01T04:04:30+00:00 Rahma Widyana rahma@mercubuana-yogya.ac.id Adistya Nurwahyuni 190810018@student.mercubuana-yogya.ac.id <p>This research aims to determine the relationship between self-efficacy and burnout in special school (<em>Sekolah Luar Biasa </em>or SLB) teachers in Yogyakarta, and to examine differences in the level of burnout of SLB teachers in terms of gender, age, and duration of teaching. The research subjects were 108 SLB teachers in Yogyakarta with an age range of 25-50 years. The research data was collected with the General Self Efficacy (GSE) Scale and the Burnout Scale. Based on data analysis results, a correlation coefficient (rxy) = -0.418 (p &lt; 0.050) was generated, indicating that the proposed hypothesis was accepted; there was a negative correlation between self-efficacy and burnout in special school teachers (SLB) in Yogyakarta. The coefficient of determination (R2) is 0.175, so the contribution of self-efficacy is 17.5% to burnout. The study results also showed differences in burnout levels in terms of age and duration of teaching. Subjects aged 38-50 years had lower burnout than subjects aged 25-37 years. Subjects who have taught or worked for more than 15 years have lower burnout than teachers who have taught or worked for less than 15 years. There was no difference in burnout levels in terms of gender.</p> 2024-07-01T03:44:09+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/psikohumanika/article/view/2240 GAMBARAN SELF-COMPASSION MANTAN PENGGUNA NARKOBA: STUDI DESKRIPTIF PADA MANTAN PENGGUNA NARKOBA 2024-07-01T04:04:17+00:00 Martaria Rizky Rinaldi martariarizky@mercubuana-yogya.ac.id Rizka Fadia Ainayya 17081327@student.mercubuana-yogya.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tingkat self-compassion pada mantan pengguna narkoba dan menganalisis perbedaan dalam self-compassion berdasarkan karakteristik seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama abstinen, lama rehabilitasi, dan status pekerjaan. Desain penelitian adalah deskriptif cross-sectional, melibatkan 119 partisipan yang telah menjalani rehabilitasi narkoba dan berada dalam kondisi abstinen. Data dikumpulkan melalui skala self-compassion yang memiliki reliabilitas α = 0,872. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas partisipan memiliki tingkat self-compassion sedang (79%), dengan sebagian kecil memiliki tingkat tinggi (15,1%) dan sangat tinggi (5%). Analisis deskriptif juga mengungkap variasi tingkat self-compassion berdasarkan karakteristik demografis dan pengalaman rehabilitasi. Uji t menunjukkan perbedaan signifikan dalam self-compassion antara jenis kelamin, lama abstinen, lama rehabilitasi, dan status pekerjaan. Dalam analisis jenis kelamin, perempuan menunjukkan tingkat self-compassion yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Usia dan tingkat pendidikan tidak memberikan perbedaan signifikan dalam self-compassion. Namun, lama abstinen lebih dari 1 tahun dan lama rehabilitasi lebih dari 1 tahun berhubungan dengan tingkat self-compassion yang lebih tinggi. Partisipan yang bekerja juga menunjukkan self-compassion yang lebih tinggi dibandingkan yang belum bekerja. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, pengembangan program rehabilitasi yang menekankan pembangunan self-compassion sebagai bagian integral dari pemulihan diperlukan.</p> 2024-07-01T03:18:16+00:00 ##submission.copyrightStatement##