Aktivitas Antiasma Rebusan Kombinasi Daun Sembung (Blumea balsamifera L. DC.), Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.), Biji Kemukus (Piper cubeba L.) Dan Rimpang Teki (Cyperus rotundus Linn.) Pada Marmut Jantan Secara In Vitro Dan In Vivo
Abstract
Secara empiris, rebusan kombinasi daun sembung, herba patikan kebo, biji kemukus, dan rimpang teki telah digunakan untuk menangani asma. Secara individu keempat tanaman tersebut telah diketahui beraktivitas sebagai obat asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas rebusan kombinasi keempat tanaman tersebut dalam beberapa perbandingan sebagai antiasma secara in vitro dan in vivo.
Pengujian aktivitas antiasma secara in vitro dilakukan menggunakan otot polos trakea marmut terisolasi yang direndam dalam bufer Krebs bebas ion kalsium. CaCl2 digunakan sebagai induktor kontraksi otot polos trakea marmut. Persen kontraksi otot polos trakea marmut sebelum dan sesudah perendaman rebusan dibandingkan untuk menyatakan adanya aktivitas sebagai penghambat kontraksi akibat peningkatan kadar ion kalsium intraseluler. Aktivitas antiasma secara in vivo diketahui menggunakan marmut yang diinduksi dengan ovalbumin secara sub kutan dan nebulasi sebagai model hewan uji asma. Marmut asma diberi rebusan antiasma selama 29 hari. Otot polos trakea marmut dibuat preparat dengan pewarna hematoksilin dan eosin untuk mengetahui jumlah eosinofil dan persen udem yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu jenis rebusan mempunyai aktivitas dalam menghambat kontraksi otot polos trakea marmut akibat peningkatan kadar ion kalsium intraseluler pada menit ke 14 – 26. Tidak ada perbedaan jumlah eosinofil dan persen udem pada preparat trakea marmut yang diberi rebusan dibandingkan marmut yang diberi aquadest, sehingga secara in vivo rebusan tidak mempunyai efek sebagai penghambat infiltrasi eosinofil dan penghambat udem