ANALISIS PERILAKU “SEXUAL INTERCOURSE” PADA LANSIA (Studi Kasus Pada Lansia Yang Mengalami Penurunan Gerak Dan Fungsi)

  • Veni Fatmawati Program Studi Fisioterapi Universitas ‘Asyiyah Yogyakarta
  • Hilmi Zadah Faidlullah Program Studi Fisioterapi Universitas ‘Asyiyah Yogyakarta
  • M. Ali Imron Program Studi Fisioterapi Universitas ‘Asyiyah Yogyakarta

Abstract

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah 6 orang lansia yang berada di wilayah Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat disimpulkan bahwa seksual intercourse masih menjadi kebutuhan lansia, munculnya dorongan atau hasrat seksual pada lansia dipengaruhi kondisi fisik yang sehat, tidak dalam kondisi lelah, tidak stres, melihat adegan romantis dan ada nuansa pornografi, melihat pasangan yang tidak mengenakan pakaian, dan mendapatkan rangsangan dari pasangan berupa sentuhan-sentuhan diarea sensitif. Untuk mendapatkan kepuasan seksual, lansia melakukan dua hal, jika: Pasangan menolak melakukan seksual intercourse; lansia melakukan masturbasi, onani, sublimasi seperti: membaca buku, bercengkerama dengan cucu, dll. Pasangan menerima melakukan seksual intercourse. Lansia melakukan aktivitas seksual berupa: mencium kening, mencium pipi, mencium bibir, mencium leher, mencium dan meraba buah dada, mencium dan meraba kemaluan. Gaya Seksual Intercourse yang dilakukan oleh lansia: CAT (Coital Alignment Technique), misionaris, WOT (women on top), Side by side, doggy style, anjing kencing.

Keywords: Sexual Intercourse, lansia
Published
2017-12-31