Pendekatan Antropometri dalam Perancangan Ulang Stasiun Kerja Penyoletan Guna Mengurangi Kelelahan Fisik dan Psikis Karyawan Akibat Kerja

  • Bagus Ismail Adhi Wicaksana
  • Yustinus Joko Dwi Nugroho

Abstract

Bangsa Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah kerajinan batik. Berbagai tempat di Indonesia memiliki kerajinan batik dengan ciri khas yang berbeda – beda. Juwana merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Pati Jawa Tengah yang memiliki sentra industri batik tulis. Batik tulis yang menjadi ciri khas di daerah Juwana sering disebut Batik Bakaran dikarenakan berada di Desa Bakaran Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Permintaan produk batik tulis yang cukup banyak membuat pengusaha masih tetap eksis sampai saat ini, didukung kualitas yang selalu prima. Berdasarkan observasi awal, dari keseluruhan proses membatik terdapat salah satu proses yang menarik
untuk diteliti yaitu proses penyoletan. Proses Penyoletan adalah proses pewarnaan kain pada motif yang sudah digambar pada kain polos. Operator biasanya meletakkan kain di lantai dan melakukan penyoletan dengan cara berjongkok, dengan cara ini operator sering mengeluh merasakan pegal di bagian pinggang. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan perancangan ulang stasiun kerja penyoletan dengan pendekatan Antropometri dan Rapid Upper Limb Assesment (RULA). Berdasarkan data antropometri rancangan stasiun kerja penyoletan berupa meja dengan tinggi 85 cm, panjang 210 cm dan 115 cm, dilengkapi dengan pallet warna. Berdasarkan uji coba yang dilakukan terdapat penghematan waktu sebesar 40% pada proses penyoletan. Hasil perhitungan RULA stasiun kerja usulan mendapatkan skor 2,0 sehingga masih dalam kategori aman untuk operator.

Keywords: batik tulis, antropometri, RULA, stasiun kerja, penghematan
Published
2017-11-30
Section
Articles