Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharantus roseus (L.) G. Don.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa
Abstract
Tingkat mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, dapat memicu peningkatan potensi kecelakaan sehingga berakibat terjadinya luka. Luka tersebut jika tidak dirawat dengan benar maka akan sangat rentan mengalami infeksi kulit. Infeksi kulit umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Seiring dengan perkembangan teknologi, tanaman Tapak Dara (Catharantus roseus (L.) G. Don.) sekarang ini mulai diminati sebagai alternatif antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun Tapak Dara (Catharantus roseus (L.) G. Don ) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dan mengetahui konsentrasi yang mempunyai daya hambat terbesar.
Daun Tapak Dara diperoleh dari Desa Ngumpen, Karangpandan, Jawa Tengah. Daun yang digunakan adalah daun berwarna hijau dan masih segar, tidak terkena hama serta saat tanaman mulai berbunga. Sebanyak 200g serbuk daun Tapak Dara diekstraksi dengan metode perkolasi dengan pelarut etanol 70%. Perkolat kemudian ditambahkan Aquadest steril dan dibuat seri konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa secara difusi. Data diameter daya hambat dianalisis uji Anova 2 arah (Two Way Anova) dan diuji lanjut dengan uji SNK (Student- Newman- Keulis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Tapak Dara mempunyai aktivitas antibakteri yang sama terhadap bakteri Staphylococcus aureus maupun Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak daun Tapak Dara (Catharantus roseus (L.) G. Don ) padakonsentrasi 100% mempunyai aktivitas antibakteri paling baik terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dengan diameter zona hambat sebesar 26,67 mm dan 25,67mm.